-->Aku terdiam setelah membaca kutipan tersebut . mencoba menelaah makna dari kalimat tersebut. Hmmmmmf nafas panjangku hembuskan entah jawaban dari ketidak mengertiaan dari kutipan tersebut ataukan ada sesuatu yang sulit di jelaskan. Well, keadaanya memang hampir mirip dan miris sekarang seseorang itu sudah tak terjangkau lagi ada bentangan jarak yang membuat semuanya menjadi berubah entahlah sesuatu apa yang membuat jarak itu tercipta. Sekarang “kita” sudah nggak kaya dulu, kamu udah nggak kaya dulu, aku juga udah nggak kaya dulu, dan semuanya udah nggak kaya dulu. “kita” sudah berubah satu sama lain. Namun tanpa dapat dipungkiri sesuatu yang inside di dalam dada tak berubah sedikitpun masih dalam tempatnya atau lebih tepatnya bisa di sebut kenangan yang di bekukan. Mengapa ku katakan kenangan yang di bekukan ? karena aku ingin saat aku merindukannya aku bisa membuka lemari es dan melihat semuanya membeku tanpa berubah sedikitpun aku tak ingin ia sama seperti kita berubah tak terarah. Memang dahulu saat hmm kira-kira satu tahun sebulan yang lalu saat semuanya masih sama
-->dan masih sangat….. sangat apa ya sangat tak terduga-duga. Tak ada sebuah ikatan di antara kita yang ada hanyalah sebuah perasaan yang tak pernah kunjung ada ujungnya. Perasaan yang satu sama lain mengetahui namun tak pernah di ungkapkan secara nyata. Sekarang kita sama-sama bungkam seolah yang lalu yasudahlah tak perlu dibahas… biarkan aja seperti itu tetap seperti itu
-->tanpa perlu di sentuh lagi. Karena jikalau se karang sentuhanya akan beda… Saat serpihan kenangan perlahan menghilang… itu semua karena waktu ? ya itu alasanku mengapa aku ingin membekukan kenangan agar semuanya tak hilang lenyap di makan jaman… Sekarang ada cerita baru dalam hidupku entah udah beberapa cerita yang berakhir dangan tutup buku karena di akhir cerita tertera THE END tersemat rapi di sana. Sedangkan bukumu ? akan terus menebal-menbal tak terarah dengan kisah-kisah retorika yang tak menampakan ujungnya . sekali lagi aku menghela nafas. Berat untuk menulis semua ini lagi… aku sudah bertekat tak ingin menulis sesuatu tentang dirimu lagi karena bagiku that’s enough and hurt. Tapi apa dayaku kita masih dalam satu lingkungan yang sama yang secara tidak langsung situasi pasti akan menemukan kita bagaimanapun caranya mencoba untuk tidak bertemu. Maaf sekali lagi aku menulis tentang kamu dangan segala sesuatu yang tersisa di dalam dada dan segenap kekuatan yang tersisa… apa sekarng saatnya melepaskanmu ? membungkus semua harapan yang telah tercipta dan membekukan semua perasaan yang ada agar suatu saat jika memang ada waktunya tinggal di cairkan dan perasaanku kembali seperti semula tanpa cacat dan kurang sedikitpun. Entahlan hari esok siapa yang tau … Good bye… terserah apa yang akan kamu tafsirkan dengan dua kata tersebut bagiku itu dua kata bukan untuk selamanya tapi hanya untuk sekarang hingga waktu yang tak dapat diperkirakan… Bukumu masih ku simpan rapi kok di sampingnya ada pena yang siap namun aku simpan itu semua karena sekanga aku punya buku baru yang siap mengabadikan setiap cerita yang aku buat bersama “dia” sosok yang ya memang tak seperti mu namun semoga dia lebih darimu…. AMIN
Google dalam kehidupan nyata, mungkin mereka. Tak ada yang sama. saling bertolak belakang. Saling butuh dan saling isi. Lebih dan kurang tak masalah. lebih dibagi. kurang dicukupi Kritik itu wajib agar terdidik. pedas tidak sakit. lembut tidak terlena Semua penuh maklum namun bukan membenarkan hal hal yang tidak benar. Hatinya besar. hatinya hangat dan hatinya bijak. Tentu tidak sekali waktu langsung begitu. Mereka melewati jalan yang berliku. begitu pula denganku. Aku, Mereka, saling belajar.tak pernah puas. namun bersyukur Terus tumbuh dan tumbuh. Tumbuh, Lalu jadi abu.